Resiko Anemia Pada Orang Tua Dan Pengobatannya

Resiko terjadinya anemia besar pada mereka yang berusia di atas 60 tahun. Gejala yang muncul seringkali disalahartikan sebagai gejala normal akibat faktor penuaan. Faktanya, anemia adalah kondisi yang perlu segera mendapatkan penanganan untuk mencegah munculnya komplikasi serius. Anemia merupakan kondisi yang ditandai tidak normalnya kadar sel darah merah di dalam tubuh, yang mana tugasnya adalah untuk mendistribusikan sari-sari makanan ke jaringan dan otot. Gejala yang sering menyertai antara lain pusing dan rasa lelah berlebih. Siapapun yang sudah dalam kategori lansia dan merasakan gejala seperti disebutkan tadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Anemia akibat defisiensi vitamin B12

Kurangnya asupan vitamin B12 bisa menjadi faktor pemicu terjadinya anemia. Vitamin ini terlibat langsung dalam proses pembentukan sel-sel darah merah. Ketika jumlah sel ini tidak memadai, organ-organ dan jaringan di dalam tubuh akan kekurangan suplai oksigen. Anemia juga bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat. Ketika tubuh kekurangan salah satu dari nutrisi ini, sel darah merah memunculkan karakteristik tertentu, seperti berukuran besar dan oval, tidak bulat seperti yang seharusnya.

Penyebab anemia vitamin B12

Kondisi ini bisa terjadi karena kurangnya faktor kunci dalam penyerapan vitamin B12. Penyebab lainnya adalah operasi bypass usus kecil. Perlu diketahui, usus kecil berperan di dalam proses absorbsi vitamin B12. Jadi jika bagian ini tidak bisa menjalankan tugasnya dengan sempurna, penyerapan vitamin B12 juga akan terganggu. Kemudian, ada pula yang mengalami kondisi autoimun, dimana tubuh mereka menganggap jaringan di dalam tubuh sebagai sesuatu yang asing, sehingga harus diserang. Di samping semua yang sudah disebutkan tadi, faktor resiko lainnya adalah penyakit chron, menjalani diet vegetarian, dan lansia.

Yang dirasakan saat mengalami anemia

Reaksi setiap orang berbeda-beda saat mengalami kondisi ini. Ada yang mengalami kesemutan di tangan dan kaki. Ada yang mengalami lemah otot, hingga kesulitan berjalan. Ada pula yang merasa mual dan tidak selera makan. Bahkan ada kemungkinan terjadinya penurunan berat badan meskipun ada banyak faktor yang bisa menyebabkan. Jika merasakan beberapa gejala ini, termasuk perasaan gelisah dan jantung berdebar, anda perlu melakukan pemeriksaan medis untuk mencari tahu apakah ada defisiensi vitamin B12 atau faktor lainnya.

Diagnosa dan pengobatan

Kondisi ini bisa terdeteksi saat anda melakukan pengecekan darah rutin. Dokter akan melihat riwayat medis anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga bisa akan menyarankan prosedur lain. Jika memang terjadi defisiensi, dokter akan menawarkan saran pengobatan sesuai dengan tingkat keparahan, usia, dan toleransi terhadap obat-obatan. Gejala anemia akibat kekurangan vitamin B12 dan asam folat bisa dibilang mirip, jadi wajar jika banyak orang kesulitan membedakannya. Treatment akan tergantung dari nutrisi mana yang tubuh sedang butuhkan.

Mencegah anemia vitamin B12

Pencegahan bisa dilakukan dengan menaikkan level vitamin B12 di dalam tubuh. Caranya bisa dengan konsumsi suplemen atau mendapatkannya langsung dari makanan. Ada banyak pilihan yang bisa dimasukkan ke dalam diet harian, seperti jeruk, bayam, kacang kedelai, brokoli, kacang tanah, hati, toge, dan asparagus. Ada pula makanan yang tidak hanya kaya akan vitamin B12, namun juga banyak mengandung asam folat, seperti susu, telur, daging merah, dan unggas. Menilik penyebab defisiensi, ada kemungkinan seseorang membutuhkan suplemen vitamin B12 sepanjang hidupnya untuk menjaga kestabilan nutrisi tersebut. Sementara itu, jika ini dipicu karena anda sedang diet, sebaiknya berkonsultasi dengan pakar nutrisi untuk mencari ‘meal plan’ yang pas, sehingga anda tetap bisa menurunkan berat badan namun tidak mengorbankan nutrisi esensial yang diperlukan tubuh.

error: Content is protected !!