Mungkin anda pernah mendengar kabar salah satu lansia di keluarga anda menderita anemia, atau justru orang tua sendiri yang mengalaminya. Buat yang belum tahu, anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah jumlahnya di bawah yang seharusnya. Kondisi ini ternyata umum di kalangan manula. Sekitar 10% lansia berusia di atas 65 tahun yang hidup mandiri menderita penyakit ini. Prevalensinya juga meningkat seiring bertambahnya usia.
Cara mengetahui anemia

Anemia bisa terdeteksi setelah seseorang melakukan pemeriksaan darah atau disebut juga tes CBC. Ada beberapa hal yang bisa dipelajari melalui tes ini, seperti:
- Jumlah sel darah merah.
- Jumlah sel darah putih.
- Kadar hemoglobin.
- Hematocrit.
- Ukuran rerata sel darah merah.
- Jumlah platelet.
Diagnosa anemia bisa diberikan setelah kadar hemoglobin dan hematocrit terungkap. Normalnya, kadar hemoglobin berada di kisaran 14-17gm/dl untuk pria, dan 12-15gm/dl untuk wanita. Jika hemoglobin berada di angka lebih rendah dari normal, ini bisa menjadi acuan untuk menetapkan kondisi anemia. Beberapa test CBC mungkin diperlukan untuk memastikan kadar hemoglobin pada seseorang memang rendah. Kemudian, dokter juga akan menganalisa ukuran sel darah merah, apakah lebih besar dari ukuran normal atau sebaliknya. Informasi tersebut diperlukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.
Gejala anemia pada manula
Sel darah merah memakai hemoglobin untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Jadi ketika seseorang kekurangan sel darah merah yang sehat, tubuh akan memberitahu kondisi tersebut melalui serangkaian gejala, seperti:
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
- Kulit terlihat lebih pucat.
- Tekan darah rendah.
- Nafas terengah-engah.
- Detak jantung tinggi.
Pada kasus anemia ringan, gejala mungkin saja tidak muncul. Ada dua faktor yang bisa memicu timbulnya gejala, yaitu seberapa drastis hemoglobin turun, dan seberapa cepat penurunan itu terjadi. Faktor kedua menjadi krusial sebab tubuh perlu waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan. Artinya jumlah hemoglobin yang rendah mungkin tidak menimbulkan gejala jika itu terjadi secara perlahan dalam waktu beberapa minggu, bukan secara tiba-tiba. Anemia dikategorikan parah jika kadar hemoglobin turun ke angka 6.5 hingga 7.9 gm/dl. Lantas, apakah kondisi ini bisa mengancam jiwa? Jika tidak segera mendapatkan penanganan, ada kemungkinan, namun kembali lagi ke toleransi tubuh terhadap situasi tersebut.
Penyebab anemia pada manula
Tubuh perlu terus memproduksi sel darah merah karena hidupnya hanya sekitar 100 hingga 200 hari saja. Produksi sel darah merah terjadi di sumsum tulang dalam waktu 7 hari. Yang terjadi saat sel darah merah mati adalah tubuh menggunakan zat besi untuk membuat sel darah merah yang baru. Anemia bisa muncul ketika terjadi interupsi pada proses ini. Pada anak-anak dan orang dewasa, penyebab anemia biasanya hanya satu. Sementara pada lansia, penyebab anemia umumnya lebih kompleks.
Kondisi yang memicu anemia
Secara garis besar, ada dua kondisi yang bisa memicu terjadinya anemia, yaitu gangguan pada produksi sel darah merah, dan gangguan menghilangkan sel darah merah. Untuk kasus pertama, gangguan pada produksi sel darah bisa terjadi karena masalah pada sumsum tulang dan defisiensi nutrisi. Kemudian, obat-obatan tertentu juga bisa mempengaruhi sel-sel di sumsum tulang, yang pada akhirnya berdampak pada produksi sel darah merah. Selain faktor yang telah disebutkan, ada beberapa pemicu lainnya, seperti:
Kekurangan zat besi

Anemia juga bisa terjadi karena siklus hidup sel darah merah yang tidak berjalan normal. Dalam hal ini, mereka dihancurkan sebelum waktunya. Kondisi anemia ini relatif lebih jarang terjadi dibandingkan dengan yang lainnya.
- Konsumsi obat-obatan NSAIDS.
- Peradangan kronis.
- Luka yang menyebabkan hilangya banyak darah.
- Rendahnya kadar eritropoietin. Eritropoietin adalah hormon yang bertugas untuk merangsang sumsung tulang untuk membuat sel darah merah.
- Pendarahan di saluran pencernaan.
Penanganan anemia
Penyebab anemia pada manula biasanya kekurangan zat besi. Jika mengalami tipe anemia ini, disarankan untuk melakukan pengecekan ferritin. Defisiensi zat besi adalah hal yang umum terjadi. Namun begitu, diagnosanya tetap membutuhkan evaluasi medis. Dengan begitu, treatment yang tepat bisa dilakukan sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Seperti disinggung di awal, anemia pada manula bisa terjadi karena kombinasi beberapa faktor, jadi perlu pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui apakah ada defisiensi lain selain zat besi. Karena jika faktor pemicunya ada beberapa, langkah pengobatannya pun akan berbeda. Suplemen zat besi mungkin menjadi salah satu bagian dari pengobatan tersebut. Namun perlu digarisbawahi, efek samping dari konsumsi zat besi berlebih adalah susah buang air besar, jadi perlu perhatian khusus sebelum mengkonsumsinya.