Mengenal istilah non-GMO pada produk suplemen

Ketika mengamati informasi pada produk suplemen, mungkin ada banyak istilah yang masih asing di telinga anda, salah satunya adalah non-GMO. Wajar jika kita punya rasa keingintahuan yang besar ketika membaca label ini, terlebih ketika produk yang akan dibeli merupakan produk kesehatan yang mempengaruhi kondisi fisik secara langsung. GMO merupakan singkatan dari genetically-modified organisms, jadi arti dari non-GMO adalah kebalikannya. Non-GMO adalah yang diberikan pada suplemen yang formulasinya tidak berasal dari organisme yang mengalami rekayasa genetika. Kembali ke organisme GMO, jenis ini telah dibudidayakan sejak lama untuk mendapatkan sifat-sifat unggul pada tanaman, misalnya saja tanaman mampu menangkal efek buruk dari herbisida, atau tanaman yang lebih tahan terhadap serangan hama serangga. Organisme hasil rekayasa genetic punya karakter berbeda dari organisme yang disilangkan lewat cara traditional. Prosesnya bersifat artificial, yang mana tidak akan terjadi secara natural di alam.

Mengapa memilih produk non-GMO

Produk dengan sertifikasi non-GMO dipercaya menyimpan banyak kebaikan untuk kesehatan. Salah satunya adalah fakta bahwa non-GMO dapat menurunkan paparan terhadap pestisida berbahaya, zat kimia yang sering dipakai untuk perawatan organisme GMO. Konsumsi substansi ini, baik secara tidak langsung, bisa berbahaya bagi tubuh dalam jangka panjang, dan meningkatkan resiko berbagai masalah kesehatan seperti ketidakseimbangan hormon. Ini menjadi dasar mengapa beralih ke non-GMO merupakan pilihan yang bijak, karena bahan-bahan yang dipakai untuk produksi lebih ‘bersih’.

Apakah GMO itu buruk?

Mengutip informasi yang dipublikasikan fda.gov, GMO tidak selamanya buruk terlepas dari bagaimana pandangan masyarakat terhadapnya. Selalu ada 2 sisi mata uang dari perkembangan teknologi. Tak bisa dipungkiri, ada banyak hal positif yang diberikan. Namun di sisi lain, efek-efek negatif terkadang tak terelakkan. Berbagai sumber terpercaya mengungkap bahwa produk GMO tetap aman dikonsumsi, artinya mereka tidak lebih inferior ketimbang produk non-GMO. Bukan hanya itu, beberapa tanaman juga direkayasa genetik untuk meningkatkan kadar nutrisinya. Contohnya adalah kacang kedelai yang dibuat mengandung minyak sehat, bisa menjadi sumber perganti minyak berkadar lemak jenuh tinggi. Sejak golongan makanan menjadi wacana sekitar tahun 90an, penelitian sudah membuktikan bahwa mereka juga aman dikonsumsi layaknya produk non-GMO.

Produk non-GMO bisa lebih sehat

Pendukung pertanian non-GMO berpendapat bahwa teknik ini lebih sehat sebab mengutamakan praktek ramah lingkungan, yang berdampak pada kondisi tanah dan keanekaragaman hayati yang lebih baik. Praktek ini juga disebut-sebut meningkatkan kadar vitamin, mineral, dan antioksidan di dalam bahan pangan. Semua nutrisi ini membuat tubuh lebih sehat serta tidak mudah terjangkit penyakit kronis.

Baik untuk lingkungan

Beralih ke makanan non-GMO merupakan langkah kecil yang bisa anda lakukan untuk melindungi bumi. Teknik pertanian ini berpusat pada pengurangan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida. Seperti kita tahu, kedua zat ini tidak bisa dipisahkan dari pertanian modern. Dengan mengutamakan produk non-GMO, anda sebenarnya sudah ikut kampanye untuk mendukung ekosistem yang lebih baik.

Apapun itu, keputusan untuk memakai produk non-GMO adalah pilihan pribadi anda. Disini kami hanya ingin berbagi secarik informasi tentang label yang mungkin sering anda temui pada produk kesehatan, tapi anda belum tahu makna di baliknya. Semoga dengan ulasan ini, anda tidak ambigu lagi ketika melihat label tersebut pada produk kesehatan yang dijual disini.

error: Content is protected !!