CoQ10 semakin mendapatkan perhatian dari tahun ke tahun. Beberapa penelitian menunjukkan jika antioksidan ini bisa bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. CoQ10 diproduksi secara alami di dalam tubuh, dan terlibat di dalam berbagai proses terutama produksi energi. Ia juga punya sifat antioksidan untuk melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Pertama kali ditemukan pada tahun 1957, CoQ10 mulai dikenal sebagai suplemen sekitar tahun 70an. Sejak saat itu, banyak penelitian dilakukan untuk semakin mencari tahu manfaat yang bisa diberikan senyawa ini untuk kesehatan. Suplemen CoQ10 biasanya mengandung bentuk teroksidasi yang disebut dengan ubiquinone. Agar tubuh bisa menggunakannya, ia perlu dikonversi ke bentuk aktifnya, yaitu ubiquinol. Suplemen CoQ10 menawarkan keduanya dalam dosis yang berbeda-beda, mulai dari 30 mg hingga 600 mg per sajian. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari suplemen ini, perlu konsumsi sekitar 100 mg hingga 200 mg per hari.
Alasan mengkonsumsi suplemen CoQ10

- Menjaga kesehatan jantung. Jantung merupakan salah satu organ dimana kadar CoQ10 lebih tinggi karena kebutuhan energinya juga besar. CoQ10 dipergunakan oleh sel-sel untuk menghasilkan energi. Menurut penelitian, CoQ10 memberikan manfaat untuk beberapa masalah jantung seperti tekanan darah tinggi.
- Memberikan dorongan energi. Konsumsi CoQ10 juga bisa meningkatkan produksi energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
- Melindungi sel-sel dari radikal bebas. CoQ10 bisa melindungi sel-sel tubuh dari stress oksidatif akibat radikal bebas, yang sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit degeneratif.
- Mencegah sakit kepala. Suplementasi CoQ10 bisa membantu meringankan migraine terutama ketika dikombinasikan dengan obat sakit kepala.
- Menjaga kesehatan. Karena sifat antioksidannya, CoQ10 baik dikonsumsi untuk memelihara tubuh agar tetap fit.
Cara CoQ10 memelihara kesehatan pencernaan
Meredakan peradangan
Inflamasi merupakan respons alami tubuh, namun jika tidak kunjung sembuh, ini bisa menyebabkan masalah serius seperti IBD dan kolitis ulseratif. Pada penelitian yang dilakukan terhadap tikus, ditemukan bahwa CoQ10 menurunkan zat-zat kimia penyebab peradangan yang berkaitan dengan kolitis. Selain itu, CoQ10 juga membantu meningkatkan permeabilitas usus. Studi lain meniliti keampuhan kombinasi CoQ10 dan antioksidan lain pada 44 orang penderita kolitis. Setelah 3 bulan perawatan, ada penurunan signifikan pada faktor peradangan. Dengan menurunnya inflamasi di saluran pencernaan, kesehatannya juga akan meningkat.
Menetralkan radikal bebas
CoQ10 punya kemampuan antioksidan untuk melawan stress oksidatif yang merusak membran sel tubuh. Kerusakan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada sistem pencernaan. Pada satu studi dimana responden yang menderita kolitis ulseratif diberikan suplementasi CoQ10, terjadi peningkatan aktivitas antioksidan pada kolon mereka. Ini berdampak baik pada sistem pencernaan karena melindungi sel-sel dari stress oksidatif.
Memperbaiki fungsi mitokondria

Mitokondria bertugas memproduksi energi. Jika ada masalah pada struktur ini, produksi energi akan kena imbasnya. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu berbagai penyakit kronis. Beberapa penelitian mengungkap bahwa gangguan kerja mitokondria bisa berdampak pada penyakit pencernaan seperti penyakit chron. CoQ10 membantu memperbaiki fungsi mitokondria yang terganggu dengan mendorong produksi energi.
Mendorong pertumbuhan bakteri baik
Sistem pencernaan yang sehat punya populasi bakteri baik dan jahat. Ketidakseimbangan kedua jenis mikroorganisme ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit seperti sindrom iritasi usus besar. Menurut penelitian, CoQ10 mendukung kehidupan bakteri lactobacillus yang penting untuk menjaga kesehatan usus. Pada sebuah studi yang melibatkan tikus sebagai objek penelitiannya, ditemukan fakta bahwa bakteri lactobacillus di tubuh naik secara drastis.
Menanggulangi efek samping obat statin
Statin merupakan golongan obat yang dipergunakan untuk menurunkan kolesterol. Cara kerjanya adalah menghambat kerja enzim yang bisa menaikkan kadar kolesterol. Konsumsi obat ini bisa memicu efek samping seperti mual-mual, diare, dan susah BAB. Beberapa penelitian menemukan bahwa CoQ10 bisa mengurangi efek samping pemakaian statin. Ini dikaitkan dengan fungsi utama CoQ10 untuk produksi energi serta sifat antioksidan yang dimiliki. Ada sebuah studi dimana ketika suplemen CoQ10 diberikan selama 30 hari, hasilnya terjadi penurunan frekuensi efek samping obat statin. Efek samping yang dimaksud antara lain kehilangan nafsu makan, mual-mual, dan rasa sakit.
Dosis CoQ10 yang direkomendasikan
Tidak ada standar asupan CoQ10 untuk memelihara kesehatan pencernaan, namun kita bisa memakai riset yang telah dirilis sebagai tolak ukur. Dosis hingga 1.200 mg per hari dipergunakan di beberapa studi yang meneliti manfaat CoQ10 untuk kolitis ulseratif dan kesehatan pencernaan. Sementara itu, dosis yang biasanya dikonsumsi orang dewasa adalah sekitar 50 mg hingga 500 mg per hari. Suplemen perlu dikonsumsi bersamaan dengan makanan untuk meningkatkan penyerapannya. Suplemen juga bisa dikonsumsi dalam dosis terbagi. Untuk treatment bersamaan dengan obat statin, dosis rata-rata yang disarankan adalah berkisar 100 mg hingga 200 mg per hari. Namun begitu, kebutuhan setiap individu berbeda-beda. Ada baiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mencari tahu berapa dosis yang paling tepat sesuai kebutuhan tubuh anda.
Apakah CoQ10 aman dikonsumsi?
Suplemen CoQ10 aman dikonsumsi asalkan dosisnya tidak berlebihan. Jika tubuh tidak mentoleransi senyawa ini, efek samping yang ditimbulkan bisa berupa sakit perut, mual, dan insomnia. Sebaiknya minta saran dokter jika anda termasuk salah satu dari kelompok berikut ini:
- Hamil atau menyusui.
- Sedang dalam masa pengobatan.
- Punya riwayat diabetes dan penyakit hati.
- Akan menjalani operasi.
Untuk amannya, sebaiknya mulai dari dosis rendah. Dengan begitu, anda bisa mengetahui apakah tubuh bisa menerima senyawa ini atau tidak.