CoQ10 Bantu Pengelolaan Gula Darah

Pengelolaan gula darah bagi penderita diabetes sangatlah penting agar tidak timbul komplikasi yang tidak diinginkan. Gula darah terlalu tinggi dan berkepanjangan sangat tidak baik sebab bisa berdampak organ-organ di dalam tubuh. Untuk menghindari efek jangka panjang diabetes, perlu pengelolaan gula darah yang konsisten, agar level-nya normal atau mendekati.

Fakta seputar CoQ10

CoQ10 atau coenzyme Q10 ada substansi yang secara alami diproduksi di dalam tubuh. Ia punya peran besar dalam produksi energi, serta punya sifat antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas. Jumlah CoQ10 menurun seiring bertambahnya usia, sehingga membuat suplementasi dari luar penting. Faktor lain yang turut mempengaruhi konsentrasi CoQ10 adalah konsumsi obat statin. Riset juga menunjukkan bahwa CoQ10 bermanfaat untuk mengelola gula darah.

Penelitian seputar CoQ10 dan gula darah

Beberapa penelitian mengungkap bahwa konsumsi suplemen CoQ10 bisa menurunkan level HbA1c pada penderita diabetes. HbA1c sendiri memberi gambaran kondisi gula darah dalam rentang waktu 2 hingga 3 bulan. Pada sebuah studi yang mengambil sampel 74 responden dengan diabetes tipe 2, pemberian CoQ10 dengan dosis 200 mg per hari berhasil menurunkan HbA1c mereka sebanyak 0,3 persen. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok penelitian lain yang diberikan CoQ10 harian sebanyak 100-300 mg. HbA1c mereka turun hingga 0,7 persen. Setelah dianalisa, konsumsi CoQ10 sebanyak 100 mg per hari selama 6 hingga 12 bulan diketahui menurunkan HbA1c mulai dari 0,5% hingga 1% pada penderita diabetes. Tidak hanya itu, temuan lain juga menyebut bahwa CoQ10 bisa menurunkan gula puasa sebesar 28-44 mg/dl setelah pemakaian selama kurang lebih 3 hingga 4 bulan.

CoQ10 bantu menurunkan gula darah

Ada beberapa cara CoQ10 mengontrol gula darah. Yang pertama adalah dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Dikenal dengan kemampuannya menangkal radikal bebas, CoQ10 bisa menurunkan stress oksidatif dan peradangan. Keduanya merupakan faktor pemicu resistensi insulin. Dengan melawan penyebab ini, kinerja insulin juga menjadi lebih baik. Kemudian, CoQ10 juga membantu meningkatkan pengeluaran insulin. Studi pada hewan pernah dilakukan untuk mencari tahu hal ini. Melalui studi tersebut, ditemukan fakta bahwa CoQ10 bisa menjaga fungsi sel-sel beta dan kadar perilisan insulin oleh pankreas. Ini pada akhirnya membuat gula darah bisa diproses secara maksimal, sehingga levelnya tetap terjaga. Cara kerja lainnya adalah dengan mendukung kinerja endotelium. Sel-sel endotelium yang mengalami kerusakan sering dikaitkan dengan resistensi insulin. Peran CoQ10 dalam hal ini adalah untuk meningkatkan fungsi endotelium, sehingga aktivitas insulin juga lebih optimal. Bukan hanya disitu, fungsi CoQ10 untuk menyokong produksi energi juga membantu pemanfaatan glukosa oleh sel-sel tubuh.

Pilih dosis yang sesuai

Suplemen CoQ10 aman untuk dikonsumsi karena antioksidan ini diproduksi langsung di dalam tubuh. Oleh karenanya, suplementasi dari luar seharusnya tidak menyebabkan efek samping serius. Antioksidan ini tersedia dalam kemasan kapsul dan softgel. Untuk memelihara kesehatan, termasuk untuk mengontrol gula darah, disarankan mengkonsumsi 100 hingga 300 mg per hari. Konsumsi setelah makan untuk memaksimalkan proses penyerapan. Gejala yang mungkin akibat tubuh tidak toleran terhadap CoQ10 antara lain diare dan mual-mual. Meski aman, sebaiknya hindari konsumsi bersamaan dengan warfarin untuk mengantisipasi interaksi obat. Ibu hamil dan menyusui juga perlu menghindari suplementasi ini sementara waktu.

Siapa yang bisa merasakan manfaat CoQ10 untuk menurunkan gula darah?

Dengan hasil temuan yang menunjukkan adanya efek ringan dan sedang terhadap kadar gula darah, ada beberapa kelompok yang bisa mendapatkan manfaat dari konsumsi CoQ10, diantaranya:

  • Penderita diabetes tipe 2.
  • Orang dengan didiagnosa prediabetes.
  • Orang yang didiagnosa mengalami resistensi insulin.
  • Orang yang sedang dalam masa treatment dengan obat statin.

Terlepas dari efektivitasnya, suplemen CoQ10 tidak seharusnya menjadi pengganti obat-obatan yang telah teruji klinis mampu mengontrol gula darah. Selain itu, perubahan gaya hidup juga diperlukan seperti memperbanyak aktivitas dan menurunkan berat badan bagi penderita obesitas dan kelebihan berat badan.

error: Content is protected !!