Lelah Muncul Karena Kekurangan Vitamin D?

Apakah anda merasakan rasa lelah ekstrim akhir-akhir ini? Bisa jadi itu pertanda bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Istirahat memang penting, namun jika itu sudah dilakukan dan tidak ada hasil positif, mungkin masalahnya lebih serius dari itu. Defisiensi vitamin bisa bermanifestasi dalam berbagai gejala, salah satunya adalah rasa capek berlebihan. Kali ini kita akan membahas letih dan lesu kaitannya dengan konsentrasi Vitamin D yang menurun di dalam tubuh. Vitamin D adalah kelompok molekul steroid yang punya peran vital dalam pemeliharaan kesehatan tulang dan tubuh secara menyeluruh. Tubuh kita secara alami membuat vitamin D dengan kolesterol sebagai bahan dasarnya. Vitamin tersebut terbentuk saat kulit terpapar sinar matahari.

Vitamin D3 yang bagus berapa IU?

Kebutuhan rata-rata vitamin d adalah sekitar 400 IU hingga 800 IU, dan itu tergantung dari usia seseorang. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan vitamin D juga akan meningkat. Pola makan seimbang adalah salah satu cara untuk mendapatkan suplai vitamin D yang memadai. Namun ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi kadar vitamin D di dalam tubuh, diantaranya adalah warna kulit, genetik, dan pencahayaan di sekitar.

Hubungan defisiensi vitamin D dan kelelahan

Rasa lelah berkepanjangan tidak selalu disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin D, namun bisa menjadi salah satu pemicunya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh North American Journal of Medical Sciences tahun 2014 lalu mempelajari pola ini pada responden. Melalui penelitian tersebut, sebanyak 77.2% responden mengeluhkan kelelahan kronis yang mereka hadapi. Kelompok ini ternyata mengalami kekurangan vitamin D. Setelah diberikan terapi vitamin D, keluhan mereka berangsur-angsur berkurang. Oleh sebab itu, jika anda mengalami masalah serupa, mungkin ada baiknya melakukan tes darah untuk mengetahui apakah ada defisit nutrisi atau tidak. Jika ada, dan memang faktor pemicunya adalah kekurangan vitamin D, dokter mungkin akan menyarankan suplementasi dari luar.

Sebuah penelitian lain dilakukan untuk mempelajari intensitas energi dan konsentrasi vitamin D di dalam tubuh. Penelitian tersebut melibatkan 200 perawat perempuan, dan didapatkan fakta bahwa hanya 9.5% partisipan memiliki kadar vitamin D yang normal. Sebagian besar, yaitu 89%, mengalami defisiensi. Sementara yang lainnya, kadar vitamin D mereka berada di level toksik atau berbahaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi lelah pada kebanyakan responsden bisa disebabkan oleh rendahnya kadar vitamin D di tubuh mereka. Hal serupa juga bisa dialami oleh anak-anak, dimana jika mereka tidak mendapatkan nutrisi mikro ini dalam jumlah cukup, mereka bisa mengalami gangguan tidur.

Apakah suplemen vitamin D aman dikonsumsi?

Asalkan asupan yang masuk sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh, suplemen seharusnya tidak menimbulkan efek samping. Hindari dosis besar kecuali jika anda didiagnosa mengalami defisiensi parah dan disarankan oleh dokter untuk meningkatkan dosisnya. Efek samping yang bisa muncul setelah konsumsi suplemen adalah mulut kering dan susah buang air besar. Surplus vitamin D level yang tinggi juga tidak baik. Ada beberapa gejala yang bisa dirasakan saat terjadi penumpukan vitamin D di tubuh, seperti rasa haus ekstrim dan mual-mual. Selain itu, perlu diketahui bahwa bahan aktif suplemen bisa berinteraksi dengan obat-obatan, sehingga sangat penting untuk menyampaikan ke dokter jika anda ingin menambahkan suplemen vitamin D ke dalam diet harian.

Apakah vitamin D dan D3 sama?

Vitamin D3 merupakan bentuk spesifik dari vitamin D. Secara garis besar, ada 2 bentuk utama nutrisi ini, yaitu D2 dan D3. Keduanya bisa diterima tubuh, namun soal efektivitas, vitamin D3 lebih baik, jadi jangan heran jika da banyak suplemen vitamin D di pasaran yang menawarkan bentuk ini.

error: Content is protected !!