Sudah bukan rahasia lagi jika pola makan mempengaruhi kesehatan tubuh secara langsung. Kita disarankan untuk mengkonsumsi makanan seimbang untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi yang beragam. Jika salah satu nutrisi mikro tidak tercukupi dengan baik, ini bisa mendorong terjadinya defisiensi, yang muncul dengan berbagai geajala seperti rasa lelah dan penglihatan yang memburuk. Jika ada perubahan fisik yang anda sadari belakangan ini, coba evaluasi kembali pola makan anda. Mungkin ada yang perlu dikoreksi, misalnya saja anda hanya fokus makan makanan tertentu saja. Ini bisa meningkatkan resiko defisiensi sebab setiap makanan membawa nutrisinya masing-masing. Selain vitamin, C, B complex, A, D, E, K, tubuh juga perlu berbagai mineral seperti zat besi, magnesium, kalsium, dll untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Defisiensi adalah kondisi dimana tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari makanan. Dan dari semua nutrisi mikro yang sering dikaitkan dengan defisiensi, berikut ini adalah beberapa yang kerap dialami oleh banyak orang.
Macam-macam Defisiensi Nutrisi
Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin esensial untuk meregenerasi sel-sel kulit. Vitamin ini juga membantu menyehatkan penglihatan dan sistem kekebalan tubuh. Karena fungsinya tersebut, kekurangan vitamin A serius bisa membuat tubuh lebih rentan mengalami infeksi. Anak-anak yang dalam usia pertumbuhan perlu mendapatkan asupan vitamin A yang cukup agar tidak mudah sakit. Hanya saja, vitamin A tersimpan di jaringan tubuh dalam waktu lama, jadi suplementasi tetap harus memperhatikan dosis pada label.
Vitamin B12
Vitamin B12 bertugas membantu pembentukan sel-sel darah merah serta memperbaiki aktivitas neurologis. Resiko defisiensi vitamin B12 meningkat pada mereka yang menjalankan diet vegan, mereka yang bermasalah pada pencernaan yang mengakibatkan terganggunya absorbsi, serta para lansia. Kekurangan vitamin ini bisa menyebabkan tubuh menjadi lemas dan terjadinya perubahan suasana hati.
Vitamin C
Vitamin C memiliki peran vital untuk melawan radikal bebas yang masuk ke tubuh. Vitamin C juga bermanfaat untuk pembentukan asam amino dan hormon. Selain itu, vitamin ini berkontribusi dalam penyerapan zat besi. Dalam kondisi parah, kekurangan vitamin C bisa menyebabkan kondisi yang disebut skorbut, dengan gejala diantaranya gusi berdarah, ruam kulit, dan luka yang lama sembuh. Vitamin C secara konsisten keluar bersama urin, jadi suplementasi yang berkelanjutan sangat diperlukan.
Vitamin D

Seperti yang sering kita dengar, pembentukan vitamin D di dalam tubuh dibantu oleh sinar matahari. Itulah mengapa berjemur di pagi hari disarankan untuk kita lakukan. Namun karena satu dan lain hal, banyak yang menghindari sinar matahari dan lebih memilih mengkonsumsi suplemen. Apapun bentuknya, vitamin D yang cukup diperlukan untuk mengontrol penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika terjadi penurunan kadar, otomatis kepadatan tulang juga akan dipengaruhi. Fungsi lain dari vitamin ini adalah untuk memelihara sistem imun dan untuk kesehatan kardiovaskular.
Magnesium
Magnesium terlibat dalam ratusan reaksi metabolis di dalam tubuh. Banyak orang tidak mendapatkan cukup magnesium dari diet mereka. Dan bagi yang ingin memenuhi nutrisi harian dari suplemen, disarankan untuk mendapatkannya dari suplemen magnesium yang fokus pada satu nutrisi saja. Kekurangan magnesium bisa membuat otot mudah kram dan munculnya sensasi kesemutan di wajah, tangan, dan kaki.
Kalsium
Iklan di berbagai media membuka mata kita tentang pentingnya asupan kalsium yang cukup untuk menjaga agar tulang tetap kuat. Wajar saja, kalsium merupakan blok bangunan utama untuk tulang yang sehat. Bukan hanya itu saja, kalsium juga berkontribusi terhadap fungsi otot, saraf, dan jantung. Kalsium disimpan di tulang. Ketika tubuh tidak mendapatkan suplai yang cukup dari makanan, tubuh akan mengakses cadangan ini, yang pada akhirnya berimbas pada kepadatan tulang itu sendiri. Defisiensi kalsium adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang. Penyebabnya bisa jadi karena kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan kalsium atau ada masalah dengan penyerapannya di dalam tubuh. Beberapa gejala yang muncul akibat defisiensi kalsium antara lain kuku rapuh, kesemutan yang berlangsung lama, dan kram pada otot.
Zat besi
Ada beberapa kondisi dimana defisiensi zat besi bisa terjadi. Yang pertama adalah karena kurangnya asupan zat besi dari makanan. Yang kedua adalah karena kurangnya proses absorbsi. Penyebab lainnya adalah hilangnya zat besi setelah pendarahan. Anemia karena defisiensi zat besi memunculkan beragam gejala, diantaranya adalah vertigo, nafas terengah-engah, dan sakit kepala. Pada beberapa orang, dada juga bisa terasa sesak. Khusus untuk wanita yang sedang hamil, pengecekan kadar zat besi harus dilakukan secara rutin agar tidak sampai kekurangan.
Asam folat

Asam folat merupakan nama lain dari vitamin B9, memiliki fungsi untuk memelihara sel darah merah yang sehat, dan juga sangat dibutuhkan selama periode kehamilan. Kurangnya nutrisi ini saat hamil meningkatkan resiko terjadinya cacat pada janin yang dikandung. Selain untuk menyambut kehamilan yang sehat, asam folat juga baik untuk kesehatan jantung dan bisa mencegah terjadinya anemia.
Mencegah defisiensi nutrisi
Kunci dari terpenuhinya nutrisi mikro adalah diet yang seimbang, terdiri dari beragam produk hewani dan nabati. Suplemen kesehatan seperti multivitamin bisa menjadi alternatif untuk memenuhi celah nutrisi yang mungkin terjadi karena anda membatasi variasi nutrisi yang masuk atau faktor lain yang bisa mengakibatkan defisiensi. Pilihlah produk suplemen yang sesuai dengan usia sebab kebutuhan nutrisi kita berubah seiring dengan bertambahnya usia.
Periksa ke dokter
Tubuh bisa memberi sinyal defisiensi lewat berbagai gejala, namun cara yang paling akurat untuk mendiagnosa defisiensi adalah melalui tes darah. Tes tersebut bisa mengungkapkan jika terjadi defisiensi nutrisi tertentu. Sebaiknya jalani puasa semalaman agar hasil tes bisa lebih akurat.